Punya Gaji Pas-pasan juga Bisa Investasi, Asalkan….

Sebagian besar orang yang bergaji pas-pasan atau mentok UMR (Upah Minimum Regional) mungkin belum begitu memikirkan pentingnya investasi. Jangankan untuk investasi, untuk memenuhi kebutuhan hidup satu bulan saja sudah cukup melegakan setidaknya tidak harus berhutang ke orang lain. Apalagi jika setiap bulannya harus membayar kos atau kontrakan.

 

Tapi bagaimanapun juga, menyisihkan pendapatan untuk bekal di masa depan itu sangat penting, entah itu dengan cara ditabung ataupun diinvestasikan. Menabung adalah hal yang baik, jika uang Anda ingin lebih cepat berkembang, investasi adalah pilihan yang lebih tepat.

Keinginan berinvestasi mungkin sudah lama muncul di benak Anda. Tapi keterbatasan modal menjadi penghalang terbesarnya. Memang tak sedikit orang yang masih beranggapan kalau investasi itu hanya dilakukan oleh orang berduit. Tapi sebetulnya tak selalu demikian. Investasi memang harus ada modal, tapi jumlahnya tak harus besar. Punya gaji pas-pasan juga bisa investasi asalkan…..

Cermat mengatur keuangan 

Jangan kecil hati dulu jika merasa gaji yang diperoleh jauh lebih kecil dari teman-teman Anda. Belum tentu orang yang bergaji besar telah berhasil meraih kemerdekaan finansial. Tak sedikit orang dengan jabatan tinggi dan bergaji besar tapi setiap bulannya dipusingkan dengan cicilan hutang. Seperti hutang kartu kredit, cicilan rumah, cicilan kendaraan, dan cicilan-cicilan lainnya.

Gaji pas-pasan juga bisa cukup walau kebutuhan hidup serba mahal. Tergantung bagaimana Anda bisa mencukupkannya. Malah gaji tersebut bisa masih tersisa selama Anda berkomitmen untuk mengatur keuangan secara sehat. Di awal bulan, baiknya langsung alokasikan minimal 10% gaji untuk ditabung atau diinvestasikan.

Coba telusuri kembali pengeluaran Anda dalam satu hingga tiga bulan ke belakang. Buatlah perbandingan antara pemasukan dan pengeluaran. Jika selalu besar pasak daripada tiang, itu berarti Anda harus berhemat. Fokuslah pada kebutuhan pokok yang benar-benar kebutuhan, bukan hanya sekedar keinginan.

Buatlah rencana keuangan yang rinci. Bahkan sebelum hari gajian. Saat gajian tiba, jangan gampang tergoda tawaran diskon atau promo untuk membeli barang yang sifatnya tidak mendesak. Sebisa mungkin hindari membeli sesuatu di luar perencanaan. Dengan begitu, gaji jelas ke mana habisnya, tidak menguap begitu saja.

Menghemat pengeluaran untuk hal-hal yang sifatnya tidak begitu penting 

Misalnya, Anda sudah menetapkan anggaran berapa besar uang yang dihabiskan dalam sehari. Coba renungkan lagi untuk apa saja uang itu dihabiskan. Pikirkan kembali apakah Anda memiliki kebiasaan yang sebetulnya tak terlalu bermanfaat.

Contohnya, membeli air mineral botol padahal bisa membawa botol minum sendiri dari rumah. Atau sering membeli kopi di kedai kopi yang harga satu cangkirnya hingga Rp 50 ribu. Selain itu, apakah Anda sering memesan makanan lewat aplikasi ojek online hampir setiap hari? Berapa kali Anda membeli pakaian dalam sebulan? Apakah Anda sering langsung membeli pakaian atau barang lainnya setelah gaji turun?

Tanpa disadari, mungkin selama ini cukup banyak uang yang dihabiskan untuk hal-hal yang sifatnya tidak terlalu penting. Padahal jika Anda tidak melakukannya, Anda bisa memiliki sisa gaji yang lebih besar, dan bisa digunakan sebagai modal investasi.

Sah-sah saja sesekali memesan makanan lewat layanan pesan antar. Tapi sebaiknya jangan terlalu sering. Bukankah Anda bisa lebih hemat jika berjalan kaki sekalian olahraga untuk mencari penjual makanan di sekitar tempat tinggal? Bahkan jika memungkinkan, masak saja sendiri. Selain bisa menghemat, juga lebih sehat.

Tak apa pula sesekali menikmati makanan mahal di restoran, atau jalan-jalan ke mall sambil berburu baju incaran. Anda berhak menikmati hasil kerja yang selama ini diperoleh. Tapi jangan sampai hasil jerih payah itu menguap tak jelas ke mana habisnya, hanya digunakan untuk memenuhi nafsu sesaat saja.

Memilih produk investasi yang sesuai 

Jika sisa gaji tak terlalu besar jumlahnya, maka pilihlah produk investasi yang sesuai. Yang bisa dimulai dengan modal kecil. Jangan terlalu jauh memikirkan untuk berinvestasi dengan modal jutaan, tapi carilah produk investasi yang sesuai daya beli.

Ada beberapa produk investasi modal kecil yang bisa dipilih. Pertama adalah emas. Risiko investasi emas relatif kecil karena nilainya cenderung stabil dan naik dalam jangka panjang. Terlebih investasi emas saat ini juga tersedia ada penyedia layanan jual beli emas berbasis digital yang diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Anda bisa memulai berinvestasi emas di sana melalui pembelian online dengan modal mulai dari Rp 10 ribu-an.

Anda bisa membeli emas sedikit demi sedikit. Misalnya membeli 1 gram setiap bulan secara rutin. Dengan begitu, lama kelamaan Anda bisa memiliki banyak emas. Nilai lebihnya, emas adalah produk investasi dengan likuiditas tinggi. Jadi jika Anda butuh dana mendesak, emas bisa dijual saat itu juga.

Alternatif lainnya adalah investasi reksadana. Jadi Anda menyetorkan sejumlah dana ke manager investasi untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek. Tipe investasi ini juga bisa dimulai dengan modal relatif kecil, mulai dari Rp 100 ribu. Anda bisa memilih produk reksadana dari bank yang diawasi oleh OJK. 

Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengampanyekan Yuk Nabung Saham (YNS) untuk mengajak masyarakat mulai berinvestasi di pasar modal. Anda bisa memulai berinvestasi saham dengan modal Rp 100 ribu.

Postingan Populer