Tips Hidup Bertetangga di Kontrakan Agar Tetap Nyaman

Ada banyak suka duka yang dialami ketika hidup merantau dan tinggal di rumah kontrakan. Salah satunya soal hidup bertetangga. Terutama di kota besar di mana banyak orang dari berbagai daerah yang mencari peruntungan guna memperbaiki kehidupan. Saat jauh dari keluarga besar di kampung halaman, maka tetangga adalah saudara di perantauan. Namun, membangun hubungan bertetangga ketika hidup di sebuah rumah kontrakan bisa dibilang gampang-gampang susah.


Sudahkah mengenal tetangga depan, belakang, kanan, atau kiri rumah kontrakan Anda? Tahukah Anda apa saja pekerjaan mereka? Mungkin tidak. Semakin sering kita menemukan orang-orang yang tidak saling mengenal padahal tinggal bersebelahan. Hal ini seolah sudah dianggap lumrah di pemukiman kota-kota besar. Tak hanya berlaku bagi orang-orang yang tinggal di apartemen saja, tetapi juga bagi mereka yang tinggal di komplek perumahan atau pemukiman penduduk biasa.

Padahal, hidup bertetangga adalah keharusan mengingat secara harfiah manusia adalah makhluk sosial. Ketika hidup di rumah kontrakan yang lokasinya jauh dari keluarga atau teman dekat, tetanggalah menjadi orang pertama yang bisa diandalkan ketika Anda mengalami kejadian tak terduga, seperti kebakaran atau salah satu anggota keluarga mengalami gejala sakit yang memerlukan pertolongan medis darurat.

Jika memiliki hubungan yang baik dengan tetangga, maka Anda tentu tidak akan sungkan saat meminta tolong ketika perlu bantuan. Tetangga Anda pun pasti bersedia membantu Anda. Selain itu, tetangga juga hadir menjadi teman berbagi cerita dalam kehidupan sehari-hari. Namun, membuat tetangga menjadi teman tidak mudah.

Tapi jangan khawatir, berikut beberapa tips yang dapat membantu membangun hubungan bertetangga agar hidup di rumah kontrakan semakin nyaman:

Bersikap sopan

Sopan santun merupakan faktor penting dalam membina hubungan baik dengan tetangga. Jika Anda selalu bersikap sopan, maka tetangga pun akan segan. Terlebih jika Anda baru menghuni suatu rumah kontrakan. Buatlah kesan pertama sebaik mungkin agar tetangga lingkungan sekitar beranggapan bahwa Anda adalah orang yang ramah.

Mengajak komunikasi secara langsung terkadang malah menimbulkan kesan tidak baik. Bersikap sopan bisa dimulai dengan hal kecil seperti melempar senyum saat berpapasan dengan tetangga di jalan. Dengan catatan, senyum itu adalah senyum yang ramah, tulus, dan wajar.

Melempar senyum tampaknya sepele, tapi dampaknya besar. Coba bayangkan sendiri bagaimana reaksi Anda ketika ada tetangga baru di sebelah rumah yang ketika bertemu kerap memasang wajah datar dan bahkan terkesan ketus? Mungkin Anda menganggap tetangga mereka sebagai tetangga yang judes. Anda pun akan malas untuk melempar senyum atau menyapa mereka terlebih dahulu.

Tidak membuat kebisingan

Kebisingan itu sangat mengganggu apalagi di jam-jam istirahat. Sebisa mungkin jangan menciptakan suasana bising yang mengganggu kenyamanan tetangga sekitar. Usahakan dengarkan musik dengan volume yang wajar tidak terlalu keras. Kalau Anda memang senang sekali mendengarkan musik dengan volume keras, ada baiknya gunakan headset atau ciptakan ruang khusus yang kedap suara.

Sementara jika Anda berencana menggelar pesta, diskusikanlah dahulu hal ini dengan tetangga dan ketua rukun warga sejak jauh-jauh hari guna meminta izin. Dengan begitu, tetangga pasti akan maklum. Tetapi penting pula untuk mempertimbangkan waktunya. Usahakan jangan sampai keramaian dari pesta yang Anda gelar mengganggu waktu istirahat tetangga sekitar.

Berbagi dengan tetangga sekitar

Berbagi apa pun itu merupakan cara lama yang berdampak luar biasa dalam membangun keakuran hidup bertetangga. Misalnya, ketika pulang bepergian dari luar kota, pastinya Anda akan membawa oleh-oleh. Jangan lupa berbagi sedikit kepada tetangga Anda. Atau jika ada tetangga yang ingin meminjam barang seperti perkakas, Anda bisa meminjamkan kepada tetangga jika Anda memiliki barang yang mereka butuhkan.

Saat menempati rumah kontrakan baru, tidak ada salahnya menggelar acara “selametan” dengan mengundang para tetangga sekitar. Acara ini bisa menjadi ajang untuk memperkenalkan keluarga Anda kepada para warga sekitar sambil menikmati jamuan makanan dan minuman sederhana.

Memberi pertolongan saat tetangga butuh bantuan

Inti dari hidup rukun bertetangga adalah tolong menolong. Apalagi ketika tetangga terlihat memerlukan kerepotan, tak ada salahnya Anda inisiatif memerlukan bantuan. Suatu saat, hal itu akan berbalik terjadi kepada Anda ketika sedang membutuhkan pertolongan.

Sempatkan untuk menghadiri undangan dari tetangga

Usahakan untuk selalu hadir ketika ada undangan dari tetangga, entah itu undangan pesta, rapat warga, ataupun sebagainya. Selain menunjukkan rasa hormat terhadap orang yang mengundang, sekalian menjadi momen yang pas untuk bersilaturahmi dan lebih mengenal tetangga sekitar satu sama lain. Kehadiran di kegiatan-kegiatan kemasyarakatan akan semakin menambah keakraban antara Anda dan para tetangga.

Menjaga kebersihan

Walaupun kerap menebar senyum kepada tetangga sekitar, Anda mungkin kurang disukai oleh mereka karena pekarangan rumah yang seringkali terlihat kotor. Hal itu membuat Anda dicap sebagai orang yang kurang peduli terhadap kebersihan.

Untuk itu, usahakan untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar guna menciptakan rasa nyaman dan membuat kesan yang baik di mata para tetangga. Usahakan pula untuk selalu berpartisipasi dalam kegiatan kerja bakti.

Parkir kendaraan pada tempatnya

Masalah parkir harus dipikirkan sebelum memutuskan menyewa sebuah rumah kontrakan, terutama jika Anda hendak membawa kendaraan roda empat. Carilah rumah sewa yang menyediakan garasi atau carport. Parkir di pinggir jalan walau di depan rumah kontrakan bisa mengganggu aktivitas tetangga sekitar. Jika memang sulit menemukan rumah yang memiliki garasi, ada baiknya menyimpan kendaraan Anda di garasi sewaan.

Tak sedikit orang yang mengeluh karena berhadapan dengan tetangga yang menyebalkan karena senangnya bergosip. Sehingga membuat malas untuk mengakrabkan diri dengan mereka. Bahkan cukup sering terdengar cerita di mana seseorang kesal pada tetangga sekitar karena selalu ingin tahu urusan pribadinya. Orang itupun bahkan hingga memutuskan untuk pindah rumah kontrakan karena saking risihnya.

Tapi dimanapun Anda tinggal, sudah pasti Anda akan memiliki tetangga yang ditemui hampir setiap hari. Karena itu, gesekan pasti selalu ada. Pasti ada tetangga dengan karakter ramah, dan ada pula tetangga dengan karakter judes, suka bergosip, dan sebagainya. Jadi dalam hal ini, kita dituntut menyikapi gesekan tersebut bijak sehingga tidak berkembang menjadi permasalahan yang lebih besar.

Betapa pentingnya hidup bertetangga hingga ada pepatah yang berbunyi “don't buy the house, buy the neighborhood.” Lingkungan sosial yang tak nyaman karena harus selalu berhadapan dengan tetangga yang menyebalkan memang bisa membuat diri kita tertekan. Maka dari itu, lebih selektiflah dalam memilih rumah kontrakan, terutama jika Anda dan keluarga berencana tinggal di sana untuk waktu yang lama.

Cari tahu kondisi lingkungan dan sosial di lokasi rumah kontrakan yang Anda incar. Luangkanlah waktu sedikit lebih lama untuk mengamati dan mencari tahu seluk beluk lingkungan mulai dari keamanan lingkungan, cara penanganan sampah, rawan banjir atau tidak, hingga karakteristik mayoritas tetangga di sana.

Postingan Populer